Bicara tentang Pulau Bali memang tidak ada habisnya. Ada begitu banyak panorama indah yang siap memanjakan mata. Ya, Pulau Seribu Pura ini menyimpan segudang surga dunia yang tidak akan ditemukan di tempat lain.
Ada berbagai macam tempat wisata di Bali yang bisa kita kunjungi. Mulai dari pantai, dataran tinggi, danau, kebun binatang, museum, hingga pusat kesenian. Tapi berkunjung ke Bali tentunya tidak lengkap jika tidak mencicipi kuliner khas di sana.
Ada begitu banyak makanan khas Bali yang siap menggoyang lidah kita, mulai dari makanan berat, makanan ringan, sampai kudapan. Namun, ada satu jenis kuliner yang paling diburu oleh para wisatawan yang datang ke Bali, yaitu rujak kuah pindang.
Apa itu rujak kuah pindang? Sebenarnya, rujak kuah pindang hampir sama dengan rujak buah pada umunya. Tapi yang membedakan dan menjadi ciri khas dari kuliner asli Bali ini adalah racikan bumbu dan kuahnya.
Rujak kuah pindang terdiri dari berbagai jenis buah-buahan, mulai dari mangga, mentimun, pepaya, bengkuang, jambu, dan sebagainya. Nantinya buah-buahan tersebut akan disiram dengan kaldu yang bernama kuah pindang.
Kalau dibayangkan memang seakan-akan amis, tapi kalau kita mencicipinya, maka rasa khas dari rujak kuah pindang bisa membuat ketagihan. Untuk lebih nikmat, bisa juga ditambah gula merah dan jeruk nipis.
Baca juga: Resep dan Cara Membuat Rujak Kuah Pindang Khas Bali
Jadi, rujak kuah pindang merupakan salah satu ritual khusus bagi pelancong yang datang ke Bali. Sebab, banyak yang mengatakan jika belum sah berkungjung ke Bali jika tidak menjajal nikmatnya rujak kuah pindang.
Bagaimana? Kapan mau coba rujak kuah pindang?
Kalau dibayangkan memang seakan-akan amis, tapi kalau kita mencicipinya, maka rasa khas dari rujak kuah pindang bisa membuat ketagihan. Untuk lebih nikmat, bisa juga ditambah gula merah dan jeruk nipis.
Baca juga: Resep dan Cara Membuat Rujak Kuah Pindang Khas Bali
Jadi, rujak kuah pindang merupakan salah satu ritual khusus bagi pelancong yang datang ke Bali. Sebab, banyak yang mengatakan jika belum sah berkungjung ke Bali jika tidak menjajal nikmatnya rujak kuah pindang.
Bagaimana? Kapan mau coba rujak kuah pindang?